Selasa, 12 Juni 2012

Jatuh Dari Cinta - Resensi


Judul Buku      : Jatuh dari Cinta
Penulis             : Benny Arnas
Penerbit           : Grafindo
Halaman          : -
Tahun Terbit    : 2011
Jenis Buku       : Fiksi

            Buku “Jatuh Dari Cinta“ adalah buku yang mengisahkan tentang cinta yang merentang luas mengisahkan problematika pasang surut kisah cinta kelabu, bagi sebagian orang dapat  menebak-nebak isi dari buku ini mengisahkan peran setiap tokoh dengan berbagai macam problematika kehidupan cinta dengan segala pahit getir jatuh karna cinta dituliskan dengan gambaran yang elegan dan seksi oleh penulis Benny Arnas.
Peraih Penghargaan di bidang sastra ini mencoba berbagi cerita dengan pembaca melalui buku ini dengan mengisahkan beberapa tokoh dengan konflik yang membaur di setiap cerita menyadarkan pembaca tentang cinta adalah obat paling pahit demi kesetiaan seperti yang di kutip dari cerpenis Helvy Tiana Rosa.
            Seperti terkutip pada sinopsis buku JDC :
“ Apakah cinta dalam Jatuh Dari Cinta? Ia adalah penantian yang merah marun, perjumpaan mendebarkan, pertautan membebaskan. Tapi ia pun bisa berupa obsesi picisan yang tanggung, impian sumir yang terjungkal di ujungnya, kehampaan berkepanjangan tak terpahamkan.
Demikian Jatuh Dari Cinta membawa Anda pada cinta yang merentang luas. Pada cinta yang mengantarkan manusia menggapai keutuhan, Tapi juga membuat siapapun jatuh demi meraihnya. Lantas bagaimanakah pada akhirnya tokoh-tokoh dalam buku ini menghadapi cinta dengan ragam jeram dan keelokannya? Benny Arnas, sang pengarang mengisahkannya untuk anda dengan cemerlang.“ Kutipan sinopsis ini tentunya membuat anda penasaran untuk mengetahui jelas tentang isi buku yang mengisahkan cerita cinta dalam bahasa sastra yang romantis......
Buku ini mendulang banyak pujian dari beberapa penulis diantaranya:
  • Tasaro GK, Novelis, “Susah ditampik bahwa setiap pembaca karya Benny Arnas, rasanya seperti menghadiahi diri sendiri. Tak pernah kata dipilih sia-sia. Sudut cerita yang menggigilkan, eksotis, dan seksi!“
  • Akmal Nasery Basral, Novelis, “Jatuh dari Cinta sudah sangat jelas berbicara tentang ketelatenan seorang pemahat kata yang terampil. Benny mengukir kisah demi kisah menjadi momen kenangan yang berdiri kokoh di benak pembaca.“
  • Helvy Tiana Rosa, Cerpenis, “Benny memberi pelajaran terbalik tentang hidup. Cinta, baginya, adalah obat paling pahit demi kesetiaan.“
Apakah anda sebagai pembaca akan memiliki paradigma yang sama dengan pendapat ke tiga penulis yang sudah teruji di bidang kepenulisan atau anda punya pendapat lain, dapatkanlah segera bukunya dan buktikan kedahsyatan rangkaian kalimat kata sastra yang di sampaikan oleh Benny Arnas.
Ada 1 Tips jitu yang sering saya gunakan untuk mengingatkan diri  saya sendiri bahwa cinta yang tak pernah pudar, kasih yang selalu tercurah, hati yang tulus menerima, kasih sayang yang akan selalu memberi kasih tanpa diminta dan memaafkan segala kesalahan hanya milik Allah swt dan akan kekal dan abadi. Ma dari itu mari lakukan semua hal atas dasar cinta kasih kepada sang Khalik Maha Sempurna dan Rasulnya sebagai pemimpin serta contoh tebaik seluruh umat sepanjang zaman yaitu Nabi Muhammad saw.
Kesempurnaan hanya milik Allah swt, kesalahan dan kekhilafan adalah milik kita semua saya harap cuplikan kalimat ini cukup membuat anda tetarik untuk menjadi pemilik dari buku luar biasa karya “Benny Arnas“. Semoga buku ini dapat bermanfaat dengan melihat sisi positif dari pesan yang ingin penulis sampaikan.

Cinta Sang Penjaga Telaga - Resensi


Judul               : Cinta Sang Penjaga Telaga
Penulis             : Azzura Dayana
Penerbit           : Qish-U, Pro-U Media, Yogyakarta
Waktu terbit    : Awal Juni 2009
Tebal               : 358 halaman
Setting             : Musi Rawas (Sumsel), Bogor, Palembang
Genre/ Jenis     : Fiksi Dewasa
Harga              : Rp. 40.000





Buku “Cinta Sang Penjaga Telaga”  buku ini hadir dengan romansa sendu nan eksotis dimana sang penulis memiliki tujuan agar buku ini dapat memberikan gambaran tentang kisah seorang gadis yang lembut yang selalu rindu akan suasana desa terutama telaga yang selalu menjadi tempat untuknya termenung, menikmati pemandangan, membaca alam sekitar sehingga ia mampu bersyukur dan bersabar dalam segala kondisi yang ia lalui.
Banyak pesan yang di sampaikan oleh penulis dalam buku ini di antaranya adalah mengajari pembaca untuk menghargai alam, mencintai makhluk yang Allah swt ciptakan dengan begitu sempurnanya, kesabaran dan rasa tawakal kepada Allah swt dengan menyerahkan segala urusan yang menimpanya, dll.
Setting cerita dalam buku ini menggambarkan sekali situasi yang sebenarnya sehingga pembaca turut ikut merasakan dan menghayati jalan cerita yang “Azzura Dayana” sampaikan, penggambaran dari setiap kalimat yang indah serta konflik yang cukup menegangkan tersampaikan dengan baik sehingga menghasilkan maha karya yang luar biasa.
Saya persembahkan sinopsis yang akan membantu anda untuk berimaji membaur kedalam buku ini sehinga anda akan terhanyut dan tersentuh selain itu akan ada rasa penasaran yang berkecamuk yang menggerakkan anda untuk dapat menjadi pemilik dari buku CSPT ini, Berikut Sinopsis dari buku CSPT:

Sinopsis:
“Aku sepakat, Kak Amalia, saat kau mengatakan bahwa ini desa yang indah. Tetapi… sepertinya kau belum pernah bermain dengan orang-orangan sawah, atau membuatnya sambil bergelut dengan jerami di dangau. Kau belum tahu rasanya mandi di telaga sepi nan perawan di pedalaman hutan atau bermain lumpur di sawah Bapak. Kau belum pernah mengintip angsa hutan mandi. Kau belum pernah menggigiti pucuk-pucuk daun hijau rimbun di hutan untuk dimakan. Dan kau… tidak pernah duduk sendirian di bukit kecil yang tersembunyi di belakang tebing perbatasan dengan ratusan bunga ilalang, lalu memandangi matahari yang mau terbenam sementara burung-burung beterbangan hendak pulang melewati atas kepalamu…
Jika kau sudah tahu dan mengalaminya sepertiku, mungkin kau akan bersedia menjadi penjaganya selamanya…
***
Bukan kekayaan, kecantikan, atau kejeniusan yang Ita miliki. Gadis itu hanya memiliki sawah yang becek dan orang-orangan sawah yang selalu meniupkan lagu kenangan, hutan yang ramah dengan pohon-pohon bertelinga, sungai yang jernih tempat ia menangis dan mengambil air, telaga terpencil di pedalaman yang menjadikannya ratu, seorang sahabat sepanjang dua puluh tahun umurnya, serta mimpi-mimpi yang ia rajut di setiap terbitnya matahari.
Apa yang akan kau lakukan jika satu-satunya sahabat yang kau miliki dalam hidup meninggalkanmu, dan muncul kembali sebagai majikan sekaligus ayah dari dua orang bocah yang kau asuh?
Apa yang kau lakukan jika di balik kebaikan para penolong terdapat jerat singa yang akan menawan seluruh usahamu untuk hidup? Sebab nyatanya, keluguan dan kesederhanaan Ita terus diberi ujian yang tak pernah main-main. Ita harus merasakan kepahitan cinta, terjebak dalam perangkap penjual tenaga seks, sakitnya fitnah yang menerpa, kesinisan-kesinisan berbagai tipe manusia, serta pedihnya kehilangan orang terkasih yang membesarkannya.
Di saat yang sama, ancaman susul menyusul melanda desanya, tempat yang ia tinggalkan ketika menimba ilmu di bangku kuliah dengan tertatih-tatih. Baginya, desa itu adalah damai yang tak pernah akan ia kikis dari mata, hati, dan jiwanya. Meski ia bukan apa-apa, ia bertekad untuk selamanya menjadi penjaga desanya, telaganya.
Dan romansa cinta terus mengikat langkahnya, mencoba menyuruhnya berhenti, menunggu, atau berbuat sesuatu. Meski tetap belum ada lega. Ada pertarungan hidup dan mati yang mengajaknya masuk. Dan waktu akan menyaksikan, walau dalam miris, bahwa Ita tak pernah kehilangan keikhlasan hati telaganya, meski jika ia harus kehilangan satu kesempurnaan… 
Haruskah gadis-gadis anak petani nasibnya berakhir di ujung sawah: berkubang dalam lumpur tanah dan keringat menuai padi?
Dalam karya berlatar Palembang, Azzura Dayana menghadirkan sosok Ita Anisa, gadis anak petani yang ingin mengubah nasibnya. Kebaikan sebuah keluarga mengantarkan Ita ke kota; ia didorong untuk melanjutkan pendidikan.
Hidup di kota ternyata barulah awal perjuangan Ita. Tinggal bersama seorang anak jalanan yang diasuhnya, melahirkan prasangka tetangga; bahkan dari orang terdekatnya. Saat yang sama, seorang anggota keluarga yang membiayai kuliahnya memiliki rencana jahat kepada orangtuanya di desa. Menyusul kemudian, kehadiran seorang pria misterius yang menawarkan pekerjaan untuknya. Bersamaan dengan pergulatan hidup, Ita pun harus mengambil keputusan penting untuk masa depan hidupnya.
Pasti anda penasaran untuk dapat mengetahui isi cerita yang penulis maksudkan maka dari itu saya sarankan segeralah untuk menjadi pemilik dari buku ini,…..
Kesempurnaan hanyalah milik Allah swt sedangkan kekurangan adalah milik kita semua sepertihalnya dalam buku ini, buku ini adalah buku fiksi dewasa jadi diharapkan hanya layak untuk dibaca oleh rekan-rekan yang berusia diatas 17 tahun saja. Kekurangan dan kelebihannya dapat anda nilai setelah membaca sendiri buku ini namun untuk tujuan positif tentunya, ambilah segala manfaat yang ada dalam buku ini, serta bacalah dengan seksama pesan yang penulis sampaikan dalam buku ini.
Saya harap synopsis yang anda baca tidak membuat anda puas…. ^_^

Jazzakallah

Goes to Pesantren - Resensi


Judul Buku      : Goes to Pesantren
Penulis             : M. Dzanuryadi
Penerbit           : Lingkar Pena Publishing House (LPPH)
Halaman          : -
Tahun Terbit    : Juli 2011
Harga Buku     : Rp. 39.000











Keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mumpuni di negeri ini tak perlu diragukan lagi. Kesan bahwa pesantren itu nggak up to date, pesantren kolot / kampungan,atau bahkan membosankan, sudah tak sepatutnya disematkan pada pesantren karna kini lembaga pendidikan yang menyandang predikat pesantren mampu untuk bersaing dengaan lembaga pendidikan lain sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki kompeten serta menghasilkan jiwa generasi bangsa yang memiliki akhlak sehingga memiliki daya saing dalam kompetensinya.
Metode pembelajaran dan fasilitas yang tersedia di pesantren saat ini tak kalah hebat dengan metode-metode dan fasilitas yang diterapkan di lembaga pendidikan lain.  Hasutan informasi yang ditawarkan oleh perkembangan jaman dan moderenisasi, gempuran modernisasi yang berdampak lemahnya akhlak, serta rayuan globalisasi yang merusak tingginya nilai sosialisasi dan kejujuran, mencoba menindas kekhasan pesantren. Namun ciri khas pesantren tetap kokoh. Justru, pesantren kini telah memadukan metode lama dan tuntutan zaman dengan kemoderenisasian dalam sistem pendidikannya. Karenanya, tak terhitung alumnus pesantren menjadi “orang” di negeri ini yang insya Allah masih tetap menjunjung tinggi nilai keagamaan dan akhlak yang baik.
Buku ini memaparkan dengan gamblang wawasan seputar kehidupan pesantren, kiat, tips dan trik, serta banyak hal yang mesti kamu ketahui tentang kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai oleh lembaga pendidikan yang berlambangkan pesantren, meskipun pesantren identik dengan lebih banyaknya nilai keagamaan yang digunakan dalam penyampaian metode belajarnya namun kini pesantren juga tidak kalah mengutamakan perkembangan zaman sebagai nilai positif dan nilai tambah sebagai ilmu pengetahuan. Tak ketinggalan pula pesan dan kesan kisah kehidupan para santri serta santriwati yang asli menuntut ilmu di pesantren dengan semangat mereka yang kian membara untuk siap berkompetisi dengan jalan hidup serta lika-liku yang menguras pemikiran dan tenaga untuk dapat menjadi pesaing yang unggul dengan tujuan mencapai nilai maksimal dalam kehidupan secara lahiriah dan batiniah, menyeimbangkan antara dunia dan akhirat.
Adapun buku ini memiliki beberapa kekurangan yang dapat anda nilai sendiri kekurangan itu hanya sebagai acuan untuk menjadikannya sebagai masukan yang positif dan bukan untuk menjatuhkan karna buku ini menyajikan motivasi positif dengan nilai estetika yang tinggi sehingga menjadikan buku ini sebagai buku yang sangat layak dan patut untuk dimiliki dengan mengambil manfaat-manfaat yang disampaikan oleh penulis.

Livor Mortis - Resensi


Judul Buku      : Livor Mortis
Penulis             : Deasylawati P
Penerbit           : Indiva
Halaman          : -
Tahun Terbit    : 2011
Harga Buku     : -
Livor Mortis, Sebuah Tragedi dalam Dunia Kesehatan
Livor Mortis
A Novel By: Deasylawati P.

Tujuan utama hingga akhirnya buku ini diterbitkan adalah tentang fakta-fakta yang terjadi di kehidupan sehari-hari di masyarakat saat ini yang sangat membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai sebagai harapan agar sakit yang mereka derita dapat segera sembuh dengan bantuan para dokter yang mempunyai rasa kasih dan sedikit hati nurani untuk sekedar membantu proses penyembuhan.
Pada kenyataannya saat ini ternyata uang lebih berperan penting dan bersuara lebih keras membahana ke telinga sang ahli dalam bidang kedokteran ketimbang jeritan  rintih kesakitan pasien yang menderita karna sakitnya namun apa daya ternyata uangnya tak memiliki suara cukup keras yang berasal dari kantongnya yang berakhir dengan kematian.
Buku ini insya Allah dapat bermanfaat untuk menyadarkan dan membuka mata setiap manusia bahwa kesehatan itu harganya sangat mahal sehingga kita dapat semaksimal mungkin berusaha untuk menjaga kesehatan dan kita juga dapat sadar bahwa nyawa lebih penting ketimbang uang dan egoisme akan harta kekayaan.

Demikian cuplikan isi buku “Livor Mortis” / sinopsis :
Dengan perasaan takut disertai ngeri, Fatiya menaikkan kaos usang Pak Karto, memiringkan tubuh gemuknya yang tak wajar. Rasanya seperti membalikkan sebuah papan. Orang-orang mengawasinya. Fatiya menarik napasnya, melihat pada punggung pria malang yang tak ada penunggunya itu. Dan … itu dia ….
Salah satu tanda pasti kematian, yang jelas memastikan bahwa seseorang memang benar-benar telah mati. Pergi meninggalkan dunia ini. Meninggalkan jasadnya yang menjadi kaku tanpa arti. Livor mortis. Tanda lebam pada mayat yang akan menunjukkan posisi mayat ketika meninggal. Tanda merah keuguan itu timbul karena penumpukan cairan darah pada area yang terletak di bawah dari mayat, mengikuti gravitasi. Tanda yang akan menetap setelah lebih dari delapan jam ....
Seorang perawat fresh graduate mengalami konflik yang berkepanjangan pada awal masa kerjanya di sebuah institusi kesehatan. Ia orang yang sangat teguh berpegang pada prinsip-prinsip hidupnya, sementara berbagai hal yang terjadi di lingkungan kerjanya terkadang begitu bertolak belakang dengan prinsip yang dipegangnya. Di rumah sakit itulah ia bertemu dengan Sukarto, salah satu kaum papa yang mengharap bisa mendapatkan pelayanan kesehatan untuk menangani penyakitnya yang semakin parah. Malang baginya, bukannya semakin pulih kondisinya, justru kematian yang menjemputnya. Kasus kematiannya, yang tidak diketahui oleh perawat yang jaga saat itu, di-blow up oleh salah satu keluarga pasien yang merasa ‘dikecewakan’ oleh pihak rumah sakit. Rumah sakit pun merasa kebakaran jenggot, dan khawatir ‘kasus-kasus lain’ yang telah dipeti-es-kan ikut terkuak.
Ini adalah sebuah novel yang diilhami dari fakta-fakta yang terjadi di sebuah institusi kesehatan. Telah banyak pihak yang merasa dirugikan, namun kebanyakan berasal dari kalangan orang yang tidak mampu sehingga mereka tetap bungkam. Adapun yang lebih terpelajar, berusaha menggugat. Meskipun tahu bahwa ia hanyalah seekor semut yang menantang gajah. Tak banyak hal yang akan berubah. Hukum rimba berlaku leluasa di negeri ini. Siapa yang kuat dialah sang raja. Siapa berkuasa dialah pemenangnya. Tak peduli di mana pun areanya. Tak peduli apakah itu menyangkut nyawa manusia. Yang masih punya hati tersingkiri. Yang mempertahankan nurani menjadi orang-orang yang ditertawai. Dunia ini adalah sebuah panggung, di mana semua arogansi menjadi mutlak demi mendapatkan materi.

Novel berjudul Livor Mortis ini bercerita tentang fenomena diskriminasi sosial yang terjadi dalam institusi kesehatan. Mungkin bukan hal yang istimewa membicarakan diskriminasi sosial di sekitar kita, sudah begitu umum, bahkan seolah wajar-wajar saja terjadi. Mulai dari angkutan umum hingga ke instansi-instansi. Siapa punya duit, dia yang lebih cepat dilayani dan lebih dihargai. Maka terciptalah ‘kelas-kelas layanan’ yang siapapun pasti tahu. Mulai dari yang ekonomi, bisnis, hingga eksekutif. Pelayanan dan fasilitas akan disesuaikan dengan ‘berapa banyak si peminta fasilitas mampu membayar’. Tak hanya di negeri kita tercinta ini, tapi juga di luar negeri.
Akan tetapi, fenomena diskriminasi sosial yang terjadi dalam institusi kesehatan memang sungguh merupakan sebuah ironi. Di tengah himpitan cobaan yang mendera orang-orang sakit, mereka masih harus menerima perlakuan yang berbeda dari si pemberi fasilitas kesehatan, hanya karena mereka tak punya. Hanya karena mereka tak mampu membayar lebih untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Ironis sekali ketika diskriminasi semacam ini berhubungan dengan nyawa manusia!?
Melalui novel ini, penulis berharap bisa menyentuh nurani pembaca. Berharap bisa membuka hati siapapun yang pernah mengalami situasi yang sama. Bahwa nyawa manusia bukanlah mainan yang bisa dihargai dengan materi. Mungkin terlalu idealis bagi sebagian orang, tapi ada baiknya melakukan ‘sesuatu’ untuk merubah paradigma pelayanan beberapa instansi kesehatan yang masih juga menunjukkan diskriminasi sosial. Semoga novel ini bisa memberikan manfaat yang diharapkan.

Semoga melalui novel ini akan hadir banyak orang yang tergerak untuk menjadi pemilik buku ini agar menjadi orang yang sadar tentang pentingnya kesehatan dalam sebuah jiwa serta tidak mendiskriminasi kepentingan hidup manusia sehingga menggadaikan hati nurani dam memilih mengorbankan nyawa orang yang seharusnya memerlukan pertolongan.

Musim Gugur Terakhir di Manhattan - Resensi


Judul Buku      : Musim Gugur Terakhir di Manhattan
Penulis             : Julie Nava
Penerbit           : LPPH
Halaman          : -
Tahun Terbit    : Juni 2011
Harga Buku     : Rp. 49.500,-
Bahasa             : Indonesia
Genre / Jenis    : Romance
ISBN               : 978802885156-5


            Julie Nava adalah salah satu penulis yang cukup aktif di dunia kepenulisan, saat ini ia menerbitkan novelnya yang pertama dengan judul “Musim Gugur Terakhir di Manhattan”, buku ini mengisahkan cerita mengenai cinta yang di liputi dengan perbedaan agama, ras, suku, adat istiadat, dan bangsa sehingga memunculkan konflik yang rumit dengan pertautan perbedaan yang segnifikan dari dua insan yang ingin menyatukan tali kasih.
            Dalam buku ini tercermin sekali bahwa “Julie Nava” sangat cermat dalam memantau kehidupan untuk menggarap karyanya dimana buku ini mengisahkan konflik yang bisa disebut sering terjadi di kehidupan masyarakat yaitu pernikahan berbeda agama yang di awali dengan mengalahnya salah satu pihak dengan cara membohongi pihak lain agar cinta mereka dapat bersatu, namun seiring berjalannya waktu antara satu dengan yang lainnya akhirnya tidak dapat menutupi kembali kebohongannya dan kembali pada kepercayaannya masing-masing dari situlah konflik yang besar muncul.
Disini penulis MGTM menulisnya  dengan konflik yang semakin luas dengan adanya perbedaan ras, adat istiadat atau kebiasaan dan perbedaan kebangsaan yang memang sering terjadi di sekitar kita. Tujuan penulis menggarap buku MGTM ini adalah agar seseorang sadar sebelum menyesal bahwa sampai kapanpun pernikahan yang berbeda agama dan pernikahan yang di landasi dengan kebohongan tidak akan pernah berakhir baik, namun kita tak dapat memungkiri masih saja selalu ada kegelapan yang membuat seseorang bagai daun, terombang-ambing oleh angin kekhilafan sesaat karna di butakan atas nama cinta  kemudian menyesali kekhilafan yang telah terjadi.
            Semoga saja tujuan dan pesan yang tertulis dalam buku MTGM  tersampaikan dengan baik kepada si pembaca, karna kita sebagai umat harus saling mengingatkan seperti halnya penulis menuliskan pesan yang berarti dalam buku ini yang menjadikan buku ini sebagai buku yang yang sangat layak untuk dibaca dengan melihat semua konflik yang terjadi kemudian apa yang tokoh dalam buku ini alami dijadikan sebagai nilai positif dengan mengambil makna kebaikan yang ada, karna tidak menutup kemungkinan sesuatu yang baik itu lahir dari sesuatu yang hina, maka dengan mengambil pengalaman tokoh dalam buku ini dapat menjadikan kita dapat mengambil berbagai ilmu tentang kehidupan.
Demikian saya persembahkan Kutipan Cerita dan  Sinopsis Buku “Musim Gugur Terakhir di Manhattan (MGTM)”agar anda bisa menggambarkan serta menilai bahwa betapa buku ini patut menjadi milik anda dan wajib ada di genggaman anda saat ini :
Ketika hati berada di persimpangan antara cinta dan kesadaran terhadap Pencipta, saat itulah hati berada dalam titik ujian yang tinggi. Setiap jiwa, seberapapun gelapnya, akan sulit untuk memungkiri eksistensi cinta yang lebih tinggi. Cinta yang dipuja oleh Anthony Luizzo, lelaki Italia yang setia dengan tradisi sejak masa kecilnya. Cinta yang akrab dengan Rosie, perempuan metropolis yang tetap menginginkan kehadiran seorang lelaki sebagai imam baginya. Cinta yang dirindukan oleh Marco Luizzo, petualang yang mulai letih dengan segala macam bahasa nafsu. Dan cinta sederhana dari Aurora diBartolomeo, perempuan lembut yang hanya mengharap uluran cinta pada suaminya bersambut.
Rosie, yang trauma karena ditinggalkan oleh calon suaminya tepat di saat pernikahan mereka, akhirnya tidak tahan dengan desakan dari lingkungannya untuk segera menikah. Tanpa berpikir panjang, dia menerima pinangan Anthony Luizzo, berakhir sukses yang semula hendak dimanfaatkannya sebagai pelengkap statusnya semata. Dan Rosie tak pernah menduga, lelaki yang menawan itu juga menyimpan niat hitam yang siap membuat hidup Rosie ibarat daun yang terjerat pusaran ganas. Belum lagi kehadiran Marco, yang selalu berusaha menggoyahkan hati Rosie setiap kali ada kesempatan.
Namun cinta bisa tumbuh di mana saja, bahkan dalam jiwa yang paling kering dan kelam sekalipun. Dan cinta yang terlanjur tumbuh, sangat menyakitkan ketika harus tercerabut. Anthony dan Rosie harus berjuang keras untuk memenangkan kembali cinta mereka. Hingga sampai di titik dimana keduanya harus memutuskan: merengkuhnya atau menguburnya.
***
Rosie               : “Bisakah kita berhenti bermain-main seperti ini? Kau tidak pernah benar-benar ingin menjadi muslim. Kau hanya melakukannya supaya kau bisa menikahiku dan memenuhi obsesimu tentang sebuah keluarga yang sempurna.”
Anthony           :“Apakah itu salah? Justru saat ini aku berusaha untuk jujur kepadamu. Aku memang menginginkanmu untuk mengerti duniaku, memahami bahwa aku berbeda denganmu. Kau benar, hatiku memang bukan di masjid. Hatiku ada di gereja. Tetapi apakah itu harus menghalangiku untuk mencintaimu? Dan apakah itu harus menghalangimu untuk bersamaku?”
Rosie               :“Kau terlarang untukku! Tidakkah kau mengerti itu?”

Anthony           :“Setidaknya aku sudah berusaha untuk mengerti duniamu. Mengapa kau tak mau memahami duniaku barang sebentar? Atau kau lebih suka aku tetap berpura-pura di hadapanmu daripada melihatku jujur apa adanya?”
Rosie               :“Kau terlarang untukku! Tidakkah kau mengerti itu?”
Kutipan kalimat yang terlontar dari rosie ini menerangkan betapa menyesalnya rosie atas kejadian yang terjadi padahal dia mengetahui apa yang seharusnya, namun apa mau di kata nasi telah menjadi bubur dia harus mengalami kekecewaan….. Apakah kekecewaannya akan terbayar dengan kesabaran rosie yang tetap bertawakal dan percaya pada agamanyayang berakhir bahagia?, atau semuanya akan berakhir dengan kepercayaan mereka masing-masing?, Atau justru rosie yang mengalah dengan mempercayai agama suaminya?, masih mungkinkah terjadi kebesaran yang bisa menyatukan mereka dengan jalan keluar yang tebaik untuk keduanya? Marilah turut serta untuk berimaji masuk kedalam cerita novel ini agar anda memahami bahwa setiap manusia telah di berikan permasalahannya masing-masing atas kemampuannya karna Allah swt Maha Penyayang lagi Maha Mengetahui.
Inilah cuplikan dari novel pertama Julie Nava “Musim Gugur Terakhir di Manhattan” Novel ini mengambil setting di Indonesia, Chicago, Manhattan, dan Boston. yang diterbitkan oleh penerbit Lingkar Pena Publishing House (LPPH) pada Juni 2011. Kisah yang diangkat adalah kisah cinta antara Rosie dengan Anthony yang berbeda budaya serta agama. Namun di dalamnya, kita tidak hanya membaca tentang sebuah kisah cinta biasa. Ada kisah bagaimana liku-liku pernikahan beda budaya dan beda bangsa, persiapan apa saja yang perlu diperhatikan saat hendak menikah dengan orang asing, bagaimana mengkomunikasikan cinta, dan bagaimana menjembatani banyak perbedaan yang terjadi.
Novel ini dapat dibeli di toko buku terkemuka di setiap kota (Gramedia atau GramediaOnline), Mizan Publishing, atau pesan melalui Lingkar Pena Publishing House (LPPH) - Jl. Jagakarsa No. 40, Jagakarsa – Jaksel, telp 021-78882079.(”Dikutip dari Blog penulis Julie nava”) 
Kesempurnaan hanya milik Allah swt dan kekurangan adalah milik kita semua ambilah segala nilai positif yang ada, penulis sangat menanti kritik dan saran anda yang membangun untuk dapat saling mengingatkan dalam hal kebaikan dengan membaca buku ini. Semoga bermanfaat ^_^

Biarlah


biar Biarlah sedih
asalkan kau bahagia
biar biarlah  sedih
usah kau kenang lagi
biarlah kini hidupku sendiri

sunyi biarlah sunyi
tanpa kaih dan sayang
biar biarlah sunyi
bisik hatiku perih
walaupun sedih ku coba bernyanyi

walaupun hidupku tak seindah pelangi
walaupun laguku tak seindah lestari

Biarlah kini Hidupku Sendiri

Simfoni Hitamn- Sherina


Malam sunnyi ku impikanmu
Kulukiskan kita bersama
Namun tak henti ak bertanya
Adakah aku di mimpi Mu

              Dihatiku terukir NamaMu
              Cinta rindu beradu satu
              Namun tak henti ak bertanya
              Adakah aku di mimpi Mu

Tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku
Tlah ku bisikan cerita-cerita gelapku
Tlah ku abaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
              Tak bisakah kau
              Sedikit saja dengar aku
              Dengar simfoniku,
              Simfoni hanya untuk Mu