Rabu, 25 Januari 2012

“Besarnya Kasih Sayang Umi Yang Tak Disadari Jihan”


Seperti kebanyakan ibu pada umumnya, Umi bahagia ketika ia tau bahwa dia tengah mengandung anak pertamanya dengan abi, seperti yang dibayangkan selama ini bahwa menjadi ibu bukan hal yang mudah namun semua itu tak terasa berat dilakukan umi karna begitu sayangnya orang tua terhadap anaknya.
Namun tak bisa di pungkiri masih banyak juga di luar sana wanita yang tak bertanggung jawab yang tega membuang anaknya akibat perbuatannya yang nista dan tidak terpuji lalu ia membuang jejak kesalahannya bahkan dengan cara membunuh manusia yang tak berdosa serta tidak memberikan kesempatan sedikitpun pada anaknya untuk melihat dunia.
Namun tidak dengan Jihan dan kita semua yang alhamdulillah diberi kesempatan untuk melihat dunia dan memiliki orang tua yang menyayangi kita dan semua ini patut kita syukuri. Umi adalah ibu yang penuh dengan rasa tanggung jawab dan ikhlas hati merawat jihan sedari  kandungan hingga jihan besar nanti.

Masa Kandungan
Sejak dari awal umi mengetahui ada makhluk hidup yang sedang tumbuh perlahan dalam kandungannya, umi mengucap syukur selalu di setiap sujudnya dengan terus berdo’a semoga dia dapat menjaga apa yang telah di amanahkan kepadanya dan abi (suaminya) melalui anak yang ada dalam kandungannya sehingga dapat menjadikan anak yang soleha dan menjalankan ajaran serta syari’at agama islam.
Hari demi hari ia lalui dengan suasana yang berbeda dan perkembangan yang berbeda ketika suatu saat umi merasakan mual yang cukup parah yang membuatnya hamper tidak mendapatkan asupan makanan disebabkan mual setiap kali ia selesai makan dan terus-menerus hingga usia kandungan empat bulan setelah melewati masa kandungan bulan ke empat umi merasakan hal lain yang baru, dia mulai menginginkan sesuatu yang aneh dan cenderung jarang sehingga sulit untuk di temukan, contohnya: bangun jam 2 malam kemudian menginginkan agar dicarikan bubur surabaya, sate padang, bubur kacang hijau rasa durian, pengan jeruk yang kecil-kecil, dan sebagainya padahal ketika makanan itu sudah ada umi hanya memakannya sedikit sekali sehingga seringkali abi yang akhirnya menghabiskan makanan umi. Tak pernah umi melakukan hal itu sebelumnya sehingga membuatnya merasa aneh dan ternyata itu memang umum di alami ibu-ibu yang sedang mengandung yaitu nyidam.
Hari – hari yang berat umi lalui dengan ikhlas, logikanya kita sebagai orang yang awam saja apabila membawa tas berisi barang-barang tidak setiap waktu kita sanggup membawa tas tersebut kemanapun kita pergi karna ada kalanya kita kelelahan membawa barang tersebut kemudian menyimpannya karma kelelahan, tapi tidak bagi ibu yang mengandung apapun aktivitas yang ia lakukan ia selalu membawa serta anak yang ada didalam kandungannya tanpa mengenal rasa lelah bahkan dia rela menyita waktunya untuk lebih mencurahkan segala perhatiannya pada kandungannya.
Disetiap malamnya umi merasakan serba salah untuk mencari posisi yang nyaman untuk tidur dengan kondisi perut yang lama kelamaan makin membesar, saat tidur ke kiri tak nyaman, ke kanan tak nyaman, terlentang tak nyaman bahkan tak bisa mengambil posisi tidur tengkurap, sungguh dalam waktu sembilan bulan menggandung itu pun sudah menjadi perjuangan yang besar dari seorang Umi untuk Jihan.

Detik - detik Menegangkan
Setelah sekian lama melalui hari demi hari dengan penuh perjuangan umi pun akhirnya memasuki usia kandungan sembilan bulan, dua hari sebelum usia kandungan umi genap sembilan bulan umi mempersiapkan segala sesuatunya untuk persiapan persalinan di dampingi suami tercintanya Abi. Saat tepat genap sembilan bulan usia kandungan umi ada keanehan yang menyebabkan umi harus di bawa ke rumah sakit untuk menghadapi proses pemeriksaan intensif, selesainya dokter memeriksa kondisi kandungan umi saat itu dokter tersebut lalu memberitahukan kepada sepasang suami istri itu bahwa ada kelainan yang di alami kandungan umi yaitu bayi yang ada di dalam kandungan umi terbelit oleh tali pusar sehingga tidak bisa memungkinkan umi untuk melahirkan secara normal karna mengingat resiko kematian yang cukup besar yang akan di alami anak yang berada dalam kandungan umi, umi pun merasa gundah dan sedih atas fonis yang dokter katakan padanya dan air matapun menetes dari mata calon ibu muda yang tengah lama menantikan kehadiran buah hatinya karna tak sanggup lagi membendung kesedihan dan kehawatiran yang mendalam.
Tak hanya umi yang mengalami kegelisahan, Abi sebagai suaminya pun turut mengalami kegelisahan yang hebat sehingga abipun bertanya pada dokter “lalu apa solusi terbaik yang harus kami ambil agar ibu serta anak dapat selamat?” dokter memberikan solusi yang cukup menenangkan ”Jalan terbaiknya adalah  melakukan operasi cesar yang semoga saja kemungkinan untuk menyelamatkan keduanya sebanyak 75% sisanya kita pasrahkan semua pada Yang Maha Kuasa Allah SWT. Saat itu juga abi mengurus segala keperluan operasi yang akan di jalani istrinya, sedangkan umi mempersiapkan diri untuk menghadapi operasi yang mengorbankan antara hidup dan matinya demi melahirkan jihan ke dunia.
Operasi pun mulai di lakukan, sebagai seorang suami abi khawatir menunggu  proses operasi yang sedang di jalani istrinya, abi berusaha menenangkan diri dengan sholat dan berdo’a agar istri dan anaknya dapat selamat.
 4 jam Operasi di lakukan dokterpun akhirnya keluar dari ruang operasi dan Abi langsung menanyakan kondisi istri dan anaknya, yang alhamdulillah dokter menyampaikan kabar gembira” Selamat bapak resmi menjadi seorang ayah dari putri yang cantik dan bapak bisa langsung melihat kondisi mereka saat ini, ” Abi mengucap syukur dan mengelus dadanya karna merasa lega mendengar kabar tersebut lalu mengucapkan terimakasih kepada dokter yang telah membantu proses operasi istrinya, abi pun bersujud untuk bersyukur kepada Allah SWT kemudian masuk untuk melihat kondisi istri dan anaknya di ruang operasi lalu langsung menggendong putrinya itu dan mengadzaninya, suasana yang bahagia dan cukup meneganggan menanti kelahiran putri tercinta, umipun tersenyum bahagia dan mengucap syukur serta menitikan air mata bahagia bagai mutiara atas kebesaran Allah telah memberikan kesempatan pada umi untuk mengemban amanah yang baru yaitu menjadi seorang ibu dan umi untuk putri yang dinamainya “Jihannisa”.
Kekecewaan yang berujung “Bahagia”
Tak terasa sembilan tahun pun berlalu begitu cepat dengan tingkah laku Jihan yang beragam dan masih teringat jelas oleh umi detik menegangkan saat putrinya itu di lahirkan. Saat ini Jihan berusia sembilan tahun dan sedang duduk di bangku kelas 3  Sekolah Dasar di salah satu sekolah favorit di kotanya berkat perjuangan abi dan uminya yang terus bekerja keras mencari pundi - pundi uang untuk membesarkan dan menyekolahkan putrinya. Untuk bersekolah di sekolah tersebut bukan suatu hal yang mudah karna syaratnya adalah anak beserta orang tua harus melewati serangkaian test untuk mengukur kelayakan anaknya untuk bersekolah di sana dan alhamdulillah Jihan berhasil masuk ke sekolah itu sampai ia menduduki bangku kelas 3 Sekolah Dasar.
Pada pertengahan semester kelas 3 di sekolah jihan ada Ujian Tengah Semester (UTS) dan jihan melewati ujian dengan lancar dan mendapatkan hasil nilai yang lumayan baik. Seusai Ujian Semester liburan pun tiba, jihan, umi dan abinya pergi berlibur ke tempat saudaranya di luar kota, tapi jihan memiliki  PR yaitu menghafal surat pendek dalam al-qur’an selama liburan. tak henti-henti umi mengingatkan jihan untuk tidak larut di liburan kali ini karna dia punya kewajiban untuk belajar.
Namun jihan selalu mempunyai beragam alasan untuk menentang perkataan umi, memang semenjak pertama kalinya jihan sekolah sering kali jihan membuat uminya menangis karna setiap kali ia belajar dan di beritahu bagaimana cara yang benar dalam belajar, jihan sering kali membuat ulah dan melawan bahkan sampai menghardik lebih keras dari pada umi sehingga umi merasa sedih atas perbuatan jihan walau sering kali umi mengingatkan bahwa apa yang jihan perbuat itu bukan perilaku yang baik sebagai seorang anak perempuan yang soleha. Jihan hanya mengingat pesan itu sejenak dan keesokan harinya ia melakukan perbuatan yang sama secara berulang kali.
Liburan akhirnya telah usai namun jihan tak kunjung menyelesaikan tugasnya hingga jihan masuk sekolah dan umi mengetahui jihan belum menyelesaikan PRnya itu untuk menghafal surat-surat pendek yang ada di al-qur’an serta terjemahannya hingga tiba saatnya kemarahan umi memuncak saat jihan sedang menghafal dengan tidak serius bahkan cenderung untuk bermain-main dan melakukan perbuatan yang tidak pantas kepada uminya sehingga umi khilaf karna tak sanggup lagi memberitahu jihan sampai Umi memukul Jihan dengan cukup keras, saat umi sadar bahwa ia telah memukul putri tercintanya ia langsung terdiam dan pergi ke kamarnya, umi menyesal karna tak bisa memberi tahu dengan cara yang benar.
Kekecewaan itu terus menghantui perasaan umi sampai abi pulang kerumah seusainya ia bekerja, abi melihat keanehan di raut wajah istrinya yang terlihat muram, rasa penasaran abi langsung ia tuangkan dengan cara menanyakannya langsung pada istri tercintanya.”Umi ada masalah apa? raut wajah umi nampak berbeda dari biasanya?” umi membuka suara untuk menjawab pertanyaan suaminya” Abi maafkan Umi yang tidak bisa mendidik anak kita dengan baik.” “memang ada apa umi berkata seperti itu?” abi menanyakan kembali untuk mengetahui kejelasan masalah yang terjadi. Umi menjelaskan apa yang terjadi, “saat umi mengajari jihan belajar dan menghafal, penyakit jihan kambuh lagi dia terus-terusan bermain dan tidak serius dalam belajar, kesombongannya memuncak dan merasa dia yang paling benar sampai dia menghardik umi bi, dia mengahardik umi sambil menatap umi dengan tatapan melawan, umi khilaf langsung memukulnya bi, umi tidak bisa jadi umi yang baik untuk jihan sampai jihan punya perilaku tidak terpuji seperti itu.” Abi mencoba menenangkan istrinya, ” Umi…. Umi abi fikir ada apa…..? umi tidak salah bersikap demikian karna jika kita telah memberi tahu dengan cara yang baik sebanyak 3 kali namun ia tetap saja melakukan kesalahan yang sama kita wajib memukulnya agar dia sadar. Tapi apabila memang umi menganggap apa yang umi lakukan itu salah lebih baik umi pergi mengambil wudhu kemudian melaksanakan sholat taubat.” Bimbing Abi kepada umi untuk melaksanakan sholat umi kerjakan segera.
Seusai sholat umi sedikit merasa lega, dalam do’anya umi memohon ampun kepada Allah SWT berdo’a semoga ia dapat menjadi ibu yang baik karna Allah dan berdo’a agar jihan putrinya di beri kesadaran atas kesalahannya. Subhanallah tanpa di sadari Allah SWT mengijabah do’a umi yang penuh ketulusan pada hari itu juga. Jihan yang sedang mengunci diri di kamar karna kemarahannya di pukul oleh umi sehingga jihan merasa ia tidak di sayangi uminya atas perlakuan uminya itu. Tiba-tiba atas kuasa allah SWT jihan seakan di tuntun perlahan menuju meja belajarnya  dan mengambil album yang terletak di antara buku bacaanya, jihan membuka satu persatu lembaran potret gambarnya bersama abi dan uminya, dalam album itu jihan melihat ketulusan umi pada setiap potret gambar yang bahagia membimbing, bermain, dan mengajari jihan sewaktu kecil hingga saat ini akhirnya dia sadar perlahan atas kesalahanya, satu persatu ulah dan kenakalannya terhadap umi terputar dalam memory gadis itu dan ia menyesali perbuatannya karna ia sering kali melakukan kesalahan yang sama dan umi baru pertama kalinya memukul jihan atas perlakuan jihan yang keterlaluan pada uminya. Jihanpun meninggalkan album di atas meja belajarnya dan bergegas menghampiri umi kemudian memeluk uminya  sambil meminta maaf atas ketidak sopanan sikap jihan dan atas kesombongan jihan. Jihan mengaku bersyukur di anugrahi umi dan abi yang begitu menyayanginya.


3 komentar: